Perjalanan ke Pulau Peucang ini berawal dari kebosanan saat menunggu jam buka puasa Ramadan lalu. Nggak ada angin nggak ada badai, langsung aja browsing di Instagram tentang open trip. Mengapa pilih open trip? Alasannya simpel, biar udah ada yang ngurusin dan atur itinerary-nya, hahahaha.
Akhirnya destinasi yang dipilih dari sekian open trip yang ada adalah Pulau Peucang, selama 3 hari 2 malam, dengan penyelenggaranya Banten Vacation. Destinasi ke Pulau Peucang ini diadakan setiap akhir minggu, jadi cukup mudah untuk pilih tanggalnya.
Baca terus blog post ini buat cerita open trip ke Pulau Peucang selengkapnya!
Hari Pertama
Malam pertama ini dihabiskan di perjalanan. Meeting point-nya di pintu keluar Plaza Semanggi yang menghadap ke arah Universitas Atma Jaya. Semua peserta nggak ada yang ngaret, jadi berangkatpun tepat waktu. Total peserta ada sekitar 40 orang, dengan kendaraan 1 bus kecil + 1 elf.
Itinerary Hari ke-1
21:00 Berangkat dari meeting point di Plaza Semanggi Jakarta 23:00 Meeting point ke-2 di daerah Serang
Hari Kedua
Trip ke pulau Peucang yang sesungguhnya baru dimulai di hari ke-2 ini. Laju bus yang digunakan ngebut, cukup ekstrem karena jalur menuju Sumur lumayan berantakan. Sisi baiknya, tiba di Sumur jadi lebih cepat, dan bisa istirahat di bus, dan solat Subuh tepat waktu.
Selesai solat Subuh, langsung menuju kapal dan berangkat ke Pulau Peucang. Sarapan pagi langsung disediakan di kapal saat berangkat. Menunya sederhana, nasi putih, telur balado, dan tempe orek. Kapan lagi bisa sarapan di atas laut sambil lihat matahari terbit, kan? WAJIB sarapan di awal keberangkatan kalau tidak mau mabuk laut nantinya ya!
Perjalanan ke Pulau Peucang ini sekitar 3 jam dengan kapal. Setibanya di Pulau Peucang, pemandangannya benar-benar breath-taking. Gradasi warna biru yang indah di setiap sudut pantainya, dan dihiasi dengan pasir putih yang sangat bersih! Memasuki Pulau Peucang, semua sinyal benar-benar hilang. Hiburan yang ada adalah menikmati keindahan alam dan ngobrol dengan teman-teman baru.
Kondisi penginapan bisa dibilang masih kurang baik di sini. Terbuat dari kayu dan agak berdebu di dalamnya. Satu penginapan (4 ruangan, masing-masing bisa diisi 5 orang), terdapat 3 kamar mandi di bagian luarnya. Sekamar dengan siapa dan di penginapan yang mana, semuanya diatur oleh tour leader Banten Vacation. Untuk suami-istri atau keluarga, bisa upgrade untuk dapat ruangan sendiri.
Selain nggak ada sinyal, listrik di Pulau Peucang juga hanya nyala di malam hari saja. Jadi kalau siang hari ya nggak bisa nge-charge HP, dan di kamar mandi harus gelap-gelapan. Di pulau ini juga cukup banyak rusa, babi, dan monyet berkeliaran, jadi harus hati-hati kalau bawa makanan.
Acara selanjutnya adalah trekking menuju Karang Copong. Bukan trekking yang berat, karena jalurnya datar semua. Ada sedikit nanjak, tapi di bagian akhir saja, dan cukup mudah. Jangan lupa bawa air mineral, karena perjalanan trekking lumayan jauh. Di dalam hutannya, ada rusa berkeliaran. Kalau mau foto, mereka cukup photogenic, haha.
Karang Copong indah banget! Lautnya benar-benar biru dan bening. Bahkan, dari atas karang kita bisa melihat ikan-ikannya (ukurannya cukup besar). Di sini bersantai sejenak, hampir 1 jam, lalu kembali lagi ke penginapan untuk makan siang dan siap-siap snorkeling.
Spot pertama untuk snorkeling adalah Ciapus, perjalanan dengan kapal dari Pulau Peucang nggak sampai 10 menit rasanya. Berhubung kondisi angin hari itu cukup kencang, agak susah untuk menikmati snorkelingnya karena terbawa arus terus.
Spot kedua adalah Sumino. Lebih bagus dari Ciapus, di Sumino kita bisa menemukan ikan nemo kalau hoki. Kondisi karangnya pun masih sangat baik. Berhubung hari sudah semakin sore, angin juga semakin kencang. Snorkeling di spot kedua semakin sulit. Bahkan, untuk balik ke kapal aja harus benar-benar keluar ekstra tenaga.
Setelah snorkeling, kami melanjutkan perjalanan ke daerah Cidaon untuk melihat langsung pengembalaan banteng. Sayangnya hanya bisa melihat dari jauh dari ujung savana. Matahari sudah terbenam dan kami kembali ke Pulau Peucang untuk mandi dan beberes, lalu dilanjutkan dengan makan malam dan istirahat.
Itinerary Hari ke-2
04:00 Tiba di Kecamatan Sumur, Ujung Kulon 06:00 Berangkat ke Pulau Peucang dengan kapal 09:00 Tiba di Pulau Peucang dan check in penginapan 11:00 Trekking menuju Karang Copong 13:00 Makan siang, istirahat, dan persiapan snorkeling 14:00 Snorkeling spot I (Ciapus) 16:00 Snorkeling spot II (Sumino) 17:30 Mengunjungi pengembalaan banteng di Cidaon 19:00 Kembali ke Pulau Peucang, mandi, dan beberes 19:30 Makan malam 21:00 Acara bebas dan istirahat
Hari Ketiga
Hari kepulangan kami dari Pulau Peucang, sebelum berangkat masih sempat lihat sedikit sunrise di dermaga.
Berangkat dari Pulau Peucang sekitar pukul 7, setelah sarapan nasi goreng di atas kapal. Perjalanan ke Sungai Cigenteur memakan waktu sekitar 2 jam. Laut di pantai dekat Sungai Cigenteur memang tidak sejernih di Pulau Peucang, tapi tetap bersih kok. Berhubung datang ke sini barengan dengan rombongan lain, jadi harus menunggu sekitar 1-2 jam, karena perahunya terbatas.
Menyusuri sungai Cigenteur seru banget! Bapak yang memandu kami juga talkative, banyak menjelaskan tentang alam di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon ini. Bahkan, kami sampai diskusi tentang suara badak, hahaha. Canoeing ini nggak teralu basah, hanya sampai betis saja, saat mau naik perahunya.
Meluncur lagi sekitar 1 jam menuju spot snorkeling yang ke-3, yaitu Pulau Badul. Tempatnya jauh lebih bagus dan jernih daripada dua spot sebelumnya. Di bawah laut sini teradapat patung badak yang banyak dijadikan spot foto.
Setelah snorkeling, Banten Vacation menyajikan makan siang di atas kapal, lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Kecamatan Sumur. Setelah bebersih dan beberes, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Berangkat dari Kecamatan Sumur sekitar jam 4 sore, dan tiba di Plaza Semanggi Jakarta sekitar jam 11 malam, dengan berhenti satu kali untuk makan malam.
Itinerary Hari ke-3
06:00 Sarapan dan check out 07:00 Berangkat ke Sungai Cigenteur 10:00 Canoeing di Sungai Cigenteur 12:30 Snorkeling di spot III (Pulau Badul) 13:30 Makan siang dan perjalanan pulang ke Kecamatan Sumur 14:30 Tiba di Kecamatan Sumur dan bersih-bersih 16:00 Perjalanan kembali ke Jakarta 23:00 Tiba di Plaza Semanggi, Jakarta
Biaya Open Trip ke Pulau Peucang (3 Hari 2 Malam)
Bicara soal biaya, sebenarnya open trip ke Pulau Peucang ini bisa dibilang cukup murah. Apalagi setelah baca-baca pengalaman orang lain, ternyata sewa kapal sendiri itu harganya bisa jutaan.
Berikut perincian biaya yang aku keluarkan untuk open trip ke Pulau Peucang:
Rp750.000 : Open Trip ke Pulau Peucang (termasuk kapal, penginapan, dan 5x makan)
Rp80.000 : Penyewaan alat snorkeling (kaki katak dan kacamata)
Rp50.000 : Canoeing di Sungai Cigenteur
TOTAL: 880.000
Setelah baca blog post ini, jadi kepingin ke Pulau Peucang nggak?
Yuk, explore Indonesia lebih banyak lagi, karena di sini ada banyak kekayaan alam yang bisa dinikmati~
Sampai sekarang masih banyak lho, orang yang bilang kalau di Jakarta itu nggak ada pantai yang bagus. Semua lautnya hitam dekil dan kotor. Kayaknya orang-orang ini lupa deh sama eksistensi Kepulauan Seribu. Kita nggak perlu jauh-jauh ke luar kota buat nikmatin warna laut turquoise bening.
Udah lumayan lama pengen liburan ke Kepulauan Seribu. Dulu terakhir ke sana pas masih usia SD, udah lupa-lupa-ingat kayak gimana di sana. Akhirnya, pertengahan Januari kemarin tercetus ide liburan ke sini bersama teman. Impulsif sih, hari itu ngide, hari itu book segalanya.
Berhubung lagi mood liburan, tapi nggak mood nyusun itinerary segala, akhirnya aku pakai jasa opentrip, kali ini bareng @travelogy.id. Nggak ada alasan khusus sih kenapa milih travel ini. Cuma karena kebetulan follow aja, dan pas kemarin kepikiran mau liburan ke Pulau Harapan, tiba-tiba @travelogy.id ini update tentang opentrip ke sana. Yowes, hahaha.
Itinerary 2 Hari 1 Malam – Open Trip Pulau Harapan
Kapal yang akan mengangkut aku dan teman-teman ke Pulau Harapan ini berangkat dari Pelabuhan Muara Angke. Bisa dijangkau dengan GO-JEK ataupun mobil pribadi, parkiran di pelabuhan ini lumayan luas. Tim dari @travelogy.id kemarin sempat menghimbau untuk bawa masker untuk di pelabuhan ini. Terlalu meremehkan, ternyata di sini baunya mantep banget……
Pelabuhan Muara Angke
Kapal berangkat pukul 7:30, tapi jam 6:00 juga udah lumayan ramai penumpangnya. Tiket untuk ke Pulau Harapan bisa dibeli seharga Rp60.000 di gedung besar pelabuhan. Kapalnya sih menurutku tampak cukup aman. Penumpangnya nggak overload, dan setiap penumpang dapat satu life jacket yang wajib dipakai selama perjalanan.
Dermaga Pulau Harapan
Homestay AC super nyaman!
Perjalanan ke Pulau Harapan sekitar 3-4 jam. Sampai di sana pukul 11:30. Kesan pertama sewaktu sampai, airnya jernih banget…..nggak kayak di Jakarta rasanya. Setelah ketemu dengan pemandu dari @travelogy.id di sana, kami check in di homestay yang TERNYATA PAKAI AC! Ada TV-nya pula… Nyaman banget pokoknya.
Snorkeling di Sekitar Pulau Harapan
Sehabis istirahat makan siang sebentar, langsung melanjutkan perjalanan untuk snorkeling. Naik kapal kecil, sekitar 15 menit ke arah utara, kami tiba di Pulau Bintang. Ikannya ada banyak kecil-kecil, gemas banget! Ada bintang laut juga. Tapi harus hati-hati saat snorkeling, jangan ke tempat yang terlalu rendah, karena banyak bulu babi.
Makan siang di Pulau Harapan
Semua disediakan oleh tim @travelogy.id
Spot snorkeling pertama
FYI, bulu babi itu beracun durinya. Kalau terlanjur ketusuk sih, katanya harus dikencingin atau pukul-pukul bagian yang kena tersebut supaya duri bulu babi-nya hancur. Hati-hati ya!
Spot snorkeling kedua nggak kalah bagusnya. Ikannya lebih banyak, dan di sini malah ada ikan nemo! Terumbu karang-nya juga lebih banyak. Alhamdulillah, cuaca hari itu bersahabat, nggak banyak angin, jadi nggak berombak.
Jalan-jalan sore di pantai Pulau Dolphin
Setelah snorkeling, kami dibawa ke Pulau Dolphin, yang ternyata dimiliki oleh swasta. Di sini ada warung dan berbagai water sport. Di warung tersedia Indomie, gorengan, kopi, dan air kelapa. Lumayan lah buat istirahat sebentar. Semakin sore, air laut semakin tinggi dan kami kembali ke Pulau Harapan sambil menikmati sunset sepanjang jalan.
BBQ di Taman Terpadu Pulau Harapan
Sekitar pukul 19:00, tim dari @travelogy.id menyediakan makan malam di guest house. Di itinerary sih emang tertulis jadwal BBQ, tapi kirain itu sekalian makan malam. TERNYATA DIPISAH! Berhubung badan lagi capek-capeknya, jadi laper juga sih. Makan malam dua ronde pun dijabanin.
Food court Taman Terpadu Pulau Harapan
Siap-siap BBQ di Pulau Harpan
BBQ dilaksanakan di foodcourt Taman Terpadu. Ada banyak warung-warung kecil penjual makanan dan oleh-oleh ternyata di sini. Ikan dan sosis bakar yang disajikan makin enak saat dicocol ke kecap sambalnya. Yummy!
Island Hopping Sekitar Kepulauan Harapan
Hari ke-2 dimulai dengan sarapan nasi goreng dan telur mata sapi, lalu dilanjut dengan island hopping. Pulau tujuan pertama adalah Pulau Dolphin (lagi). Sebenarnya agak sedikit kecewa sih karena balik lagi ke pulau yang sudah dikunjungi kemarin, tapi ah sudahlah dinikmati saja. Kalau kemarin cuma nongkrong di warung, sekarang jalan-jalan ke arah belakang.
Balik lagi ke Pulau Dolphin~
Di pulau ini ternyata banyak yang camping. Ada fasilitas ruangan MCK juga. Kalau malas masak, bisa jajan Indomie di warung. Sebenarnya selain di Pulau Dolphin, ada pulau-pulau lain juga yang sering dijadikan tempat camping, tapi fasilitasnya tidak sememadai Pulau Dolphin ini.
Pulau ke-2 yang dikunjungi adalah Pulau Tongkeng, yang konon katanya dimiliki oleh pribadi (maaf, lupa namanya siapa). Ada satu rumah besar di tengah pulau ini yang sayangnya tidak tampak terawat. Dekat dermaga, hanya ada bapak-ibu penjual minuman yang menjual kelapa muda tersegar di Jakarta! Di sini nggak ada sendok, jadi makan daging kelapanya menggunakan kulit kelapa yang dibentuk menyerupai sendok. Menarik!
Kelapa muda di Pulau Tongkeng
Pantai Pulau Tongkeng
Menjelang pukul 12 siang, kami kembali ke Pulau Harapan untuk beres-beres dan persiapan pulang ke kota. Liburan akhir pekan kali ini lumayan seru, karena sebenarnya tidak jauh dari ibukota, tapi bisa mendapat pengalaman seperti ke luar kota. Jarang-jarang bisa melihat Ikan Nemo di laut Jakarta, kan?
Biaya open trip bersama @travelogy.id kemarin adalah Rp380.000 per orang. Sudah termasuk kapal dari pelabuhan Jakarta, homestay AC, kapal kecil untuk snorkeling dan island hopping, serta peralatannya, BBQ, dan tiga kali makan. Pokoknya udah all-in semua kecuali kalau mau jajan-jajan sendiri. Di Pulau Harapan ada banyak jajanan, misalnya telor gulung ini. Worth it! Tapi bakal lebih seru lagi kalau jadwal snorkeling lebih padat dan nggak cuma dua spot aja~
Telor gulung di Pulau Harapan
Belum mau pulang 🙁
So, enaknya liburan akhir pekan ke mana lagi ya selanjutnya? Any ideas? Yang bisa Sabtu-Minggu aja karena aku masih anak probation di kantor baru, jadi mau ambil cuti kan nggak enak, hahahaha.
BACA JUGA: Pengalaman Ikut Open Trip ke Pulau Peucang (3 Hari 2 Malam)
Februari kemarin, aku sempat jalan-jalan ke Singapore, SATU HARI AJA alias pulang-pergi. Pernah ada yang kepikiran buat 1 day trip ke Singapore juga kayak aku? Hahaha.
Gardens by the Bay
Jarak Jakarta-Singapore itu cuma 2 jam naik pesawat, bahkan sekarang kalau mau ke Bandung aja bisa 4-5 jam. Huft. Moda transportasi umum di sana juga sudah sangat baik, mau jalan-jalan pun gampang, nggak perlu sewa mobil atau motor segala. Sayangnya cuma satu, di sana serba mahal! Kebayang nggak, beli aqua botol 600ml aja bisa S$ 2 atau setara Rp20.000-an. Kalau mau nginep, expense juga akan semakin bengkak. So, why not jalan-jalan dalam satu hari aja?
Rekomendasi Itinerary 1 Day Trip Singapore
Jadi ini dia ititnerary rekomendasiku untuk 1-day trip di Singapore:
Naik Pesawat Subuh
Salah satu kunci utama 1-day trip adalah, DON’T WASTE YOUR TIME! Pesanlah tiket pesawat paling pagi. Kemarin aku dapat yang jam 6 pagi, mendarat di Changi Airport sekitar jam 9 pagi. Aku sarankan untuk pergi tanpa bagasi, jadi nggak perlu nunggu baggage-claim. Bawa ransel aja cukup.
Jalan-jalan Naik MRT
Singapore Tourist Pass
Dari terminal 2 Changi Airport, turun ke bawah menuju stasiun MRT. Kalau belum punya kartu Ez-Link (kartu langganan transportasi umum di Singapore, bisa di-topup, berlaku sekitar 5 tahun sejak pembelian), aku rekomendasi buat beli 1-day tourist pass seharga S$ 10 dengan deposit S$ 10, jadi total siapkan uang S$ 20. Sebenarnya kalau aku selalu prefer naik MRT daripada bus, karena bus nunggunya suka lama. Hahaha.
Brunch di Tiong Bahru Bakery
Ini salah satu bakery yang lagi happening banget di antara warga Singapore dan turis juga. Naik MRT dari terminal 2 Changi Airport, transit di Tanah Merah, ke jalur East West Line (warna hijau), turun di Tiong Bahru MRT Station, jalan sekitar 10 menit.
Selamat datang di Tiong Bahru Bakery!Croissant favorit di sini!
Di sini menu rekomendasinya adalah croissant. Konon katanya adalah yang terenak se-Singapore, dan bahkan lebih enak daripada di Perancis. Kalau lapar, pesan yang isi daging saja. Btw, air mineral di sini gratis, minum yang banyak aja daripada kehausan nanti. Hehehe.
BACA JUGA: Weekend Brunch di Tiong Bahru Bakery, Singapore
Foto-foto di Haji Lane
Rasanya emang kurang lengkap kalau main ke Singapore, tapi nggak mampir buat foto OOTD di Haji Lane. Sebenarnya paling enak datang ke sini pagi-pagi. Karena MASIH SEPI, jadi nggak ada yang photobomb hahaha. Pinter-pinter aja nyari spot yang bagus, di sini ada banyak. Jangan lupa bawa air minum, karena cuaca biasanya lumayan panas.
Duduk-duduk di kafe Haji LaneFoto-foto di Haji Lane
Cara ke sini adalah naik MRT, dari Tiong Bahru naik jalur East West Line (warna hijau), turun di Bugis MRT Station. Lalu, jalan ke arah Haji Lane.
Makan Siang di Zam Zam
Salah satu restoran halal di daerah Bugis yang wajib dicoba! Biasanya lumayan penuh, tapi pelayanan di sini cepat (banget), jadi kalaupun nunggu nggak perlu lama. Menu yang wajib dicoba adalah Murtabak Rusa. Rasanya mirip-mirip daging sapi, tapi teksturnya sedikit lebih keras. Untuk minum, pesan teh tarik.
Foto-foto di Merlion Park dan Marina Bay Sands
Kalau pertama kali ke Singapore, rasanya kurang afdol kalau nggak foto bareng patung Merlion. Dari Bugis MRT Station, naik jalur East West Line (warna hijau), turun di Raffles Place, lalu jalan sedikit. Foto-foto di patung Merlion ini emang agak untung-untungan, kadang ramainya nggak ada obat, kadang juga sepi.
Marina Bay Sands
Jangan lupa juga untuk foto di depan hotel Marina Bay Sands yang iconic di Singapore ini ya! Susurin terus jalanan ini menuju Gardens by the Bay (kurang lebih sekitar 30 menit jalan kaki).
Gardens by The Bay, Makan Malam di Satay by the Bay
Masuk ke Gardens by the Bay ini gratis, yang bayar itu kalau mau naik ke OCBC Skyway, masuk ke dalam Flower Dome atau Cloud Forest. Kalau mau hemat biaya, bisa jalan-jalan di tamannya aja. Kalau udah mulai gelap, Supertree Groove yang iconic di Gardens by the Bay ini juga keren banget, lho!
alan lagi ke bagian belakang menuju Satay by the Bay. Ini adalah semacam food court dengan pilihan makanan yang sangat beragam, mulai dari BBQ, chinese food, dan western food. Rekomendasiku adalah cobain sate di sini. Pilihan dagingnya ada chicken dan mutton (kambing). Bedanya dengan sate di Indonesia, sate di Singapore ini disajikan dengan bumbu kari. Lontongnya cuma 4 potong, tapi gede-gede banget.
Pulang ke Changi Airport, Naik Pesawat Paling Malam
Nggak jauh dari Satay by the Bay, ada halte bus Gardens by the Bay. Naik bus no 400 (sebenarnya sih ini memang satu-satunya bus yang lewat di sini), turun di halte Marina Bay MRT Station. Naik MRT jalur North South Line (warna merah), transit di Raffles City, pindah ke jalur East West Line (warna hijau), lalu transit lagi nantinya di Tanah Merah, pindah ke jalur yang menuju Changi Airport.
Singapore di malam hari
Tips 1 Day Trip di Singapore
Sebelum memulai dan merencanakan 1 day trip di Singapore, ada beberapa hal yang aku rekomendasikan buat kamu, yaitu:
Bawaan yang ringkas, kalau bisa sih pakai ransel. Nggak perlu bawa barang-barang yang ajaib dan cuma berat-beratin tas aja.
Gunakan kabin bagasi aja (biasanya maksimal 2 tas), supaya hemat waktu nggak perlu nunggu bagasi segala.
Gunakan sepatu yang nyaman. Di Singapore ini bakal banyak (banget) jalan kaki, jadi pastikan kamu menggunakan sepatu ternyamanmu ya!
Web check-in penerbangan keberangkatan dan pulang, supaya nggak perlu lama antri check-in lagi sewaktu di bandara. Print semua boarding pass.
Kalau mau belanja oleh-oleh atau kosmetik, baiknya di Changi Airport aja pas mau pulang, supaya bisa masuk kabin semua belanjaannya, baik yang volumenya kecil ataupun besar. Kalau belanja di luar dan lebih dari 100ml, nanti bakal disita di pemeriksaan.
Kira-kira begitulah tips itinerary 1 day trip di Singapore ala aku. Kalau kamu main ke Singapore, paling ingin jalan-jalan kemana nih? Share di kolom komentar ya!
Kemarin ini akhirnya aku kesampaian juga main ke Nusa Penida! Pulau kecil di sebelah timur Bali ini bisa ditempuh dengan boat sekitar 1 jam. Banyak banget trip yang menyediakan jasa buat nganterin jalan-jalan di Nusa Penida ini, mendatangi setiap spot yang populer. Saking banyaknya sampai bingung pilih yang mana…
Anyway, di blog ini aku bakal cerita lengkap tentang pengalaman One Day Trip ke Nusa Penida, Bali. Tempat mana aja yang dikunjungi, kondisi di sana, sampai biayanya. Yuk, baca terus sampai habis!
Pengalaman One Day Trip ke Nusa Penida, Bali
Sewaktu memutuskan mau ke Nusa Penida, ada beberapa teman nyaranin go-show aja, nggak usah pakai trip segala. Maksudnya go-show ini, beli tiket kapal sendiri di Pantai Sanur Bali, terus di Nusa Penida sewa motor dan jalan-jalan sesuka hati. On the bright side, emang bakal lebih murah, karena katanya total biaya kalau go-show ini bisa nggak sampai Rp350.000 buat berdua. Sementara kalau pakai trip, bisa Rp1.000.000-an untuk dua orang.
Siap-siap untuk lihat laut biru jernih di Nusa Penida!
Ya, kalau lebih banyak peserta trip-nya bakal lebih murah sih, tapi waktu itu aku emang cuma mau berangkat berdua aja.
Setelah hampir dua minggu browsing-browsing soal trip ke Nusa Penida, akhirnya memuutsukan untuk pakai trip Bali Cili. Karena waktu itu ada temanku yang pakai jasa trip ini, dan katanya pelayanannya OK. Rasanya lebih percaya kalau udah ada yang rekomendasiin.
ItineraryOne Day Trip ke Nusa Penida, Bali
Meeting point trip ini adalah di Pantai Sanur, di Ananda Beach Restaurant. Ternyata di dekat sini ada tempat penjualan tiket kapalnya. Lumayan ramai dari jam 6 pagi. Ngomong-ngomong, sebenarnya janjiannya jam 7, tapi ternyata aku kepagian, hahaha.
Berangkat ke Nusa Penida
Setelah ketemuan dengan staff trip dan dapat tiket kapal pulang-pergi, aku jalan ke arah pantainya. Di sinilah naik kapalnya. Ngomong-ngomong, buat naik ke kapal, kita kudu nyemplung ke air laut dulu. Jadi aku saranin sih pakai sendal aja. Tapi berhubung di sana bakal banyak trekking, jadi pakai sendal gunung bakal OK banget.
Kapalnya lumayan besar, dan pelampung tersedia di loker atas tempat duduk. Kapasitas kapal ini kira-kira sekitar 60 orang. Semua orang dapat tempat duduk, jadi nggak overload.
Kapal berangkat pukul 8 pagi, dan perjalanan ke Nusa Penida ini memakan waktu sekitar 1 jam. Sesampainya di sana, sudah ada driver yang akan memandu. Setiap grup bakal naik 1 mobil. Namanya juga private trip.
Kelingking Beach
Tujuan pertama adalah Kelingking Beach. Dari dermaga, memakan waktu sekitar 30 menit. Jalannya banyak yang rusak di sini, dan medannya agak berbukit. Ada untungnya juga nggak jadi sewa motor di sini, susah jalanannya kalau nggak jago-jago amat mah.
Foto wajib di Kelingking Beach, Nusa Penida
Anyway, sesuai ekspektasi, Kelingking Beach yang udah iconic banget di Nusa Penida ini ramai banget! Untuk spot foto kayak yang di atas ini aja, antrinya lumayan. Sekitar 15 menit. Para driver (merangkap guide) di sini udah tahu persis spot ambil foto yang bagus di mana. Cuma sayangnya, driver-ku nggak pakai aba-aba kalau motretin. Tau-tau jepret. Kelar.
Kalau mau pemandangan Kelingking Beach yang lebih priceless lagi, kudu trekking lebih ke bawah. Nggak terlalu disaranin buat yang one day trip, karena makan banyak waktu buat turun dan naiknya lagi.
Angel’s Billabong & Broken Beach
Lanjut ke spot kedua, yaitu Angel’s Billabong dan Broken Beach. Kedua spot tersebut letaknya sebelahan. Dari Kelingking Beach, naik mobil sekitar 30 menit. Jalannya nggak bagus, jadi kayak off road rasanya, tapi pakai mobil Suzuki APV.
Di sekitar Angel’s Billabong & Broken Beach. Rame banget!
Kelihatan banget karena sekarang lagi musim kemarau, di sini super gersang! Tanamannya kering semua. Ya, tapi kalau ke sininya musim hujan, nggak asyik kan kalau tahu-tahu cuacanya jelek. Ambyar, deh!
Nyemplung di Angel’s Billabong demi foto Instagram yang HQQ
Angel’s Billabong ini kayak semacam kolam alami isi air laut. Indah banget sih emang dilihatnya. Tapi kalau kata driver harus hati-hati, karena rawan kesapu ombak. Katanya juga baru beberapa hari lalu ada wisatawan yang kesapu ombak di sini. Aku nggak berhasil menemukan beritanya sih. Ya tapi mungkin memang lebih baik berhati-hati kalau mau berenang di sini.
Trekking lagi menuju Broken Beach
Broken Beach, Nusa Penida
Lanjut trekking ke bagian agak atas buat lihat Broken Beach. Dilihat dari atas, air lautnya jernih banget! Sejernih itu deh pokoknya! Buat ambil best angle kalau foto di sini, si driver rela sampai manjat pohon. Luar biasa.
Makan Siang di Restoran Lokal
Tempat makan siang dipilih sama driver-nya. Sebenarnya bisa saja sih kalau mau request, tapi berhubung kemarin nggak searching soal kuliner di sini, jadi pasrah saja, nurut sama driver.
Dibawalah ke sebuah restoran yang cukup besar. Ngomong-ngomong, jaringan Internet-ku di sini sama sekali nggak jalan. Baru bisa akses Internet selama di restoran ini, karena ada wifi-nya. Nusa Penida ini jalanannya hancur lebur berantakan, tapi di setiap ada restoran ada wifi.
Suasana restoran
Nasi goreng ayam
Makanan yang aku pesan adalah nasi goreng. Standar lah, karena menunya juga itu-itu aja. Kalau nggak nasi goreng, ya ayam goreng. Ada pizza dan pasta juga sih. Soal rasa….tawar banget. Kayak nggak pakai garam sama sekali gitu. Selama makan jadi menyesal karena nggak searching dulu soal kuliner di sini. Supaya bisa request restoran sama driver, maksudnya.
Crystal Bay
Tujuan terakhir untuk one day trip Nusa Penida hari itu adalah Crystal Bay. Jalanan menuju area ini bagus, udah diaspal. Jadi mobil juga mulus jalannya!
Bersantai di Crystal Bay
Di sepanjang perjalanan, banyak penginapan yang tampaknya bagus-bagus. Setelah searching di aplikasi traveling, ternyata penginapan di sini memang banyak yang berkualitas. Mungkin kalau menginap di Nusa Penida, bisa di daerah sini. Jadi explore pulau ini jadi lebih santai!
Di Crystal Bay ini sebenarnya nggak ada kegiatan khusus. Cuma duduk-duduk aja. Ada banyak payung dan bean bag sepanjang pantai. Kalau mau duduk, harus bayar Rp75.000, dapat bonus es kelapa muda yang rasanya kayak soda. Hahaha.
Berenang di Crystal Bay
Untuk berrsantai di sini dikasih waktu sekitar 1 jam, karena pukul 3 harus berangkat kembali ke dermaga. Kapal pulang ke Sanur berangkat pukul 4.
Kembali ke Sanur
Naik kapal yang sama dengan saat berangkat. Tetap harus nyemplung ke laut dulu buat naik ke kapal. Beda dengan Sanur yang pesisirnya masih penuh dengan pasir lembut, kalau di Nusa Penida ini pesisirnya udah banyak karang. Jadi kalau tanpa alas kaki bakal sakit banget.
Tiba di Sanur sekitar jam 5 sore. Masih keburu untuk solat Asar. Nggak jauh dari gerbang pantai ini, ada masjid yang besar dan bersih. Selesailah perjalanan one day trip Nusa Penida hari itu!
Harga One Day Trip ke Nusa Penida, Bali
Bicara soal harga, ini bakal bergantung banget sama jumlah orang di grupmu. Soalnya semua jasa di sini adalah private trip. Seperti yang sudah disebutkan di atas, 1 grup = 1 mobil. Bisa muat sekitar 6 orang lah.
Karena cuma berdua, biaya yang aku keluarkan adalah Rp550.000 / orang. Kalau orang di grupmu lebih banyak, bakal lebih murah lagi harganya. Harga ini belum termasuk makan siang. Kalau mau tambah makan siang biasanya extra Rp50.000-an per orang. Kemarin sih aku nggak include makan siang. Bayar sendiri sewaktu di restoran.
Kelingking Beach yang bikin gagal move on
Warung pondokan di daerah Angel’s Billabong
Kalau ditanya seru atau nggak, jawabannya ya jelas seru lah! Cuma, karena one day trip, jadi rasanya buru-buru banget di setiap spot. Trip yang aku ambil ini yang bagian baratnya Nusa Penida aja. Ada juga trip yang bisa explore bagian timur. Kalau one day trip ya harus pilih salah satu. Kalau mau explore keseluruhan pulau, aku saranin buat menginap di sini aja.
So, kapan mau liburan ke Bali? Semoga blog post ini bermanfaat buat kamu yang juga berencana ke Nusa Penida~
Salah satu perjalanan paling memorable di tahun 2018 kemarin adalah Banda Neira. Ada yang udah pernah ke sini juga?
Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Banda, Maluku Tengah. Dulunya, Banda Neira ini jadi pusat perdagangan rempah-rempah, khususnya pala. Makanya, setiap warung di sini pasti nyediain menu pala, dalam bentuk minuman ataupun makanan.
Kalau lihat di peta, sekilas kelihatannya memang cuma tulisan “Laut Banda” doang. Kalau mau cari Kepulauan Banda dan Banda Neira, harus zoom in beberapa kali. Tapi, siapa sangka bahwa di kepulauan yang nggak terlalu besar ini tersimpan keindahan yang luar biasa!
Laut yang benar-benar jernih, pantai pasir putih lembut, pemandangan yang nggak bikin bosan, sunset yang indah banget, dan masih banyak lagi. Di blog post kali ini, aku mau cerita (banyak) tentang trip ke Banda Neira bulan November lalu. Silakan dibaca sampai habis~
Alasan Memilih Banda Neira
Trip ini direncanakan bareng dua orang teman kampusku, Arsy dan Icha, yang sedari dulu emang hobi jalan-jalan. Dari zaman kuliah sebenarnya selalu ingin ikut ngetrip sama mereka, tapi rezekinya baru ada di tahun 2018 ini ternyata, hahaha.
Menghbiskan waktu, main di pantai~
Kapan lagi bisa lihat air laut sejernih ini?
Destinasi Banda Neira ini sebenarnya agak impulsif, lagi browsing tentang open trip yang seru. Lalu nggak sengaja ketemu dengan Fun Adventure dan Banda Neira. Setelah tanya-tanya, ternayat harganya cocok. Sewaktu Googling juga kayaknya bagus tempatnya. Apalagi letaknya di Indonesia bagian timur, jadi urusan pantai sama laut, nggak usah diragukan lagi. Pasti bakal keren.
Jadi ya, alasannya sepele, “Kayaknya seru deh. Sesuai budget juga.”
Pembayaran buat trip ini dibagi beberapa kali, DP dan cicilan. Nggak terlalu memberatkan jadinya. Apalagi rencana trip ini udah ada dari sekitar bulan Juni. Lumayan, ada sekitar 5 bulan buat nabung. Kelewatan Lebaran pula, ada tambahan gaji THR. Hehehe.
Oh iya, sebelum mulai bayar DP, aku cerita soal trip Banda Neira ini pada temanku yang lain, Aris namanya. Kebetulan dia juga suka (banget) jalan-jalan, jadi ya udah sekalian ajak aja, karena tau 95% dia pasti mau ikutan. Ternyata beneran mau~
BACA JUGA: Pengalaman Ikut Open Trip ke Pulau Peucang (3 Hari 2 Malam)
Itinerary Open Trip Banda Neira 5D4N
Akhirnya tiba juga hari keberangkatan trip, Jumat, 16 November 2018. Kami ambil flight malam dengan Garuda Indonesia menuju Ambon, karena meeting point-nya di situ. Penerbangan ini memakan waktu sekitar 5 jam (tapi rasa 7 jam karena ada perbedaan waktu), dengan transit satu kali di Makassar. Sebenarnya, berkat transit jadi dapat makan dua kali, lumayan banget!
Peta Kepulauan Banda
DAY 1 – 17 November 2018
Sesampainya di Ambon sekitar pukul 7 pagi, kami langsung bertemu dengan pihak Fun Adventure. Diantar ke mobil untuk menuju Pelabuhan Tulehu, Ambon. Kemudian, menyambung perjalanan dengan kapal Express Bahari tujuan Banda Neira.
Kapal berangkat tepat jam 9 pagi, kami duduk di kursi yang sesuai dengan tiket. Agak deg-degan saat itu, karena pelampung ada di tempat yang tertutup dan sulit dijangkau. Nggak lupa baca doa dulu sebelum berangkat, karena deg-degan banget bakal kenapa-kenapa, karena ngambil pelampung buat menyelamatkan diri bakal susah banget. Perjalanan menuju Banda Neira ini memakan waktu sekitar 7 jam.
30 menit lagi menuju Banda Neira~
Tanpa bantuan Antimo, aku sukses tidur sekitar 4 jam perjalanan. Bangun sebentar karena dapat makan siang dari pengelola trip, lalu lanjut tidur lagi. Baru bangun ketika Gunung Api-nya Banda Neira udah kelihatan setitik. Pemandangan saat itu benar-benar cuma laut yang biru. Nggak ada pulau lain yang terlihat selain Gunung Api.
Alhamdulillah, perjalanan menurutku lancar banget (karena sebagian besar tidur), tapi menurut yang lain sih sempat ada ombak besar banget. Cuaca bulan November emang udah agak berangin sih, tapi masih tetap cerah ceria.
Turun dari kapal, langsung kelihatan Gunung Api Banda
Kamar tidur di Bintang Laut Guest House, ada kamar mandi di dalam juga!
Kemudian, kami check in di penginapan Bintang Laut Guest House. Penginapan ini menghadap langsung laut dan Gunung Api Banda. Teras belakangnya bisa buat parkir kapal, jadi nggak perlu jalan jauh-jauh buat island hopping nanti~
Setelah beres-beres dan mandi, kami lanjut jalan-jalan keliling kota. Melihat bangunan-bangunan bersejarah di kota ini. Suasana kotanya tenang banget. Walau pulaunya nggak terlalu besar, di sini ada banyak yang punya kendaraan bermotor dan pom bensin. Dilanjut dengan makan malam di penginapan, semua sudah disiapkan dengan sangat baik.
Menu makanannya ala rumahan banget, lauknya ada ikan, ayam, dan sayur-sayuran. Kadang-kadang disediakan pudding juga sebagai pencuci mulut. Setelah kenyang makan, lanjut istirahat, karena tiga hari besok bakal berenang terus!
DAY 2 – 18 November 2018
Itinerary hari ini akan mengunjungi tiga pulau, semuanya untuk snorkeling pastinya. Berangkat dari Bintang Laut Guest House sekitar pukul 9 pagi. Sebelum berangkat, semua peserta trip dibagikan pelampung untuk keselamatan terlebih dahulu. Sekalian dipakai buat kalau nanti snorkeling juga.
Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Nailaka. Langsung jatuh cinta ketika kapal berhenti dan bisa lihat air lautnya. JERNIH BANGET! Dari atas aja bisa kelihatan jelas ke dasar lautnya.
Airnya jernih banget, kan?
Sejernih kolam renang!
In my opinion, sebenarnya bawah lautnya Pulau Nailaka ini biasa aja. Lumayan banyak ikan sih, tapi terumbu karangnya agak kurang. Hal yang paling priceless adalah kejernihan airnya dan keindahan pantainya. Sehabis capek snorkeling, aku, Icha, dan Arsy menepi ke pantai. Senang banget rasanya walau cuma duduk-duduk diterpa ombak di pinggir pantai. Apalagi sejauh mata memandang adalah laut yang sejernih ini.
Dilanjut dengan makan siang di pantai Pulau Nailaka, ditambah dengan permainan sulap dari tour guide lokal Banda Neira. Banyak ketawa-ketawanya, sampai capek rahang ini…
Kegiatan snorkeling dilanjut lagi di Pulau Run, yang letaknya cuma sekitar 5-10 menit dari Pulau Nailaka. Di sini spot snorkelingnya lebih bagus menurutku. Terumbu karang dan ikannya lebih banyak. Pemandangannya nggak sebening di Pulau Nailaka, karena spot snorkeling di sini agak lebih dalam. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Ai.
Jalan menuju dermaga Pulau Ai
Masjid di Pulau Ai
Lain dengan dua sebelumnya, Pulau Ai ini ada penduduknya. Kami jalan-jalan di perkampungannya sebentar, lalu lanjut berenang lagi. Di dekat Pulau Ai ini ada spot snorkeling. Bahkan di dekat pemukiman aja lautnya bersih banget, ada terumbu karang warna-warni yang lengkap sama ikannya!
Kami pulang sebelum matahari terbenam. Sampai lagi di Bintang Laut Guest House sekitar magrib. Dilanjut bersih-bersih, mandi, dan makan malam.
Setelah makan malam kami pergi jalan-jalan sebentar, menikmati suasana Banda Neira di malam hari. Di sini nggak terlalu ramai, tapi ada beberapa kafe yang bisa dikunjungi. Rata-rata semua menyajikan aneka hidangan pala. Mulai dari jus pala, teh pala, kopi pala, sampai dengan pancake pala. Menarik!
DAY 3 – 19 November 2018
Itinerary hari ini nggak jauh beda sama kemarin, snorkeling aja. Berangkat dari Bintang Laut Guest House sekitar pukul 9 pagi. Pulau pertama yang akan kami sambangi adalah Pulau Hatta. Untuk mencapai ke sana, bakal makan waktu sekitar 2 jam perjalanan.
Satu hal yang berkesan tentang perjalanan ke Pulau Hatta ini adalah kami berpapasan dengan segerombol lumba-lumba. Beneran keren banget pokoknya!
Perairan Pulau Hatta yang jernih dan sepi
Siap-siap berenang di Pulau Hatta
Pulau Hatta ternyata ada penghuninya. Sebagian besar memang wisatawan, yang sengaja menginap di sini karena mau snorkeling atau diving. Iya, Pulau Hatta ini terkenal dengan eksotisme alam bawah lautnya. Listrik di sini hanya nyala sekitar 2 jam saja seharinya. Sinyal pun nihil. Jadi kegiatan di sini ya kalau nggak berenang, makan, ngobrol, baca buku, tidur.
Setelah persiapan sejenak, kami mulai terjun satu demi satu ke laut. Benar saja, lautnya jernih banget! Ada bagian yang hampir seperti palung, dari landai berpasir tiba-tiba biru gelap. Ngeri-ngeri sedap, tapi priceless, lah! Setelah makan siang, kami masih snorkeling di sekitar Pulau Hatta. Nggak kalah bagus dengan yang sebelumnya. Mungkin emang setiap sentimeter laut di sini, semuanya indah~
Bawah laut Pulau Hatta
Berenang sedikit dari pantai langsung palung
Yakin, nggak mau ke Banda Neira?
Kami melanjutkan perjalanan ke pulau lainnya yang terletak antara Pulau Hatta dan Banda Neira. Di sini gelombangnya agak besar, jadi buat snorkelingnya agak kurang puas, karena jadi cepat capek. Huhuhu.
Sebelum pulang, kami melipir dulu ke Pulau Sjahrir atau yang juga akrab disebut sebagai Pulau Pisang. Di pulau ini ada satu SD kecil, yang bangunannya dibagi menjadi dua. Satu untuk kelas 1-4, satunya lagi untuk kelas 5-6. SD ini usianya belum lama. Dulunya mereka harus melaut dulu menuju Pulau Banda Besar untuk menuntut ilmu. Di sinilah aku merasa ‘jleb’ banget. Dengan segala fasilitas yang tersedia di ibukota, aku masih aja ngeluh, kadang malah males sekolah…
Tanjung Seram
Meratapi nasib di Tanjung Seram
Anyway, kami melanjutkan perjalanan di Pulau Pisang ini menuju Tanjung Seram. Di sini bisa melihat dengan sangat jelas pemandangan Gunung Api Banda. Bagus banget, sampai nggak bisa berkata-kata. Kegiatan di sini cuma duduk-duduk aja, santai menikmati angin sambil ngobrol. Sesekali foto-foto juga~
Foto bareng peserta open trip Banda Neira
Setelah itu kami lanjut snorkeling lagi. Nggak terlalu jauh dari Banda Neira. Spot terakhir untuk hari ini nggak kalah bagus, tapi airnya sedikit lebih butek rasanya kalau di foto. Pulang dari snorkeling terakhir inilah telinga sebelah kiriku mulai budeg. Agaknya aku terlalu semangat menyelam…
DAY 4 – 20 November 2018
Hari ke-4 dimulai dengan kunjungan ke Desa Lonthor, Pulau Banda Besar. Sekitar seminggu sebelum kedatangan kami ke sini, ada festival cuci parigi (sumur) pusaka. Katanya, acara meriah banget, sampai desa ini penuh. Di tengah-tengah desa ini memang ada sumur tua yang cukup besar.
Menaiki 175 anak tangga menuju Desa Lonthoir
Gunung Api Banda, dilihat dari Desa Lonthoir, Pulau Banda Besar
Kami melanjutkan jalan-jalan ke pemakaman Belanda yang dulu tinggal di daerah ini, dan ke kebun pala. Jalan-jalan kami ditemani oleh guide setempat yang sehari-harinya berprofesi sebagai petani pala. Kami disuguhi teh dan kopi pala untuk dinikmati sambil makan siang.
Menikmati kopi pala langsung di kebun pala
Setelah jalan-jalan di Pulau Banda Besar, kami lanjut snorkeling di bawah Gunung Api Banda. Berhubung kondisi telinga yang lagi budeg-budegnya, tadinya sempat nggak kepingin nyelam lagi, takut makin parah soalnya. Tapi, akhirnya sih tetap nyelam lagi karena lihat air lautnya yang bersih. Bikin penasaran!
Sambil istirahat, kami menikmati air kelapa langsung dari batoknya. Tanpa sedotan atau apapun, dikokop langsung aja dari batoknya, hahaha.
Berhubung gelombang air laut makin tinggi, kami batal snorkeling di spot selanjutnya, dan kembali ke Bintang Laut Guest House. Mandi, dan jalan-jalan keliling Banda Neira aja.
Lihat-lihat ke dalam rumah pengasingan Bung Hatta
Fort Belgica
Pemandangan Fort Belgica dan Gunung Api Banda, seperti yang di mata uang Rp1.000
Kami mampir ke rumah pengasingan Bung Hatta di sini, lalu lanjut ke Fort Belgica yang jadi gambar di uang kertas Rp1.000. Benteng ini dulunya dibangun oleh Portugis, lalu dibangun kembali oleh VOC. Sayangnya, benteng ini nggak buka sampai malam, jadi kami nggak bisa menikmati matahari terbenam dari sini.
Jalan-jalan dilanjutkan ke rumah budaya yang nggak jauh dari pelabuhan, lalu akhirnya kami bersantai di bandara sambil menikmati matahari terbenam. Bandara di Banda Neira ini emang nggak terlalu aktif, hanya ada pesawat kecil dari Ambon yang datang. Itu juga jarang, mungkin sekitar seminggu sekali saja. Jadi sehari-harinya landasan pesawat di bandara ini banyak dipakai buat nongkrong.
Main-main di landasan udara Banda Neira
Niatnya menikmati sunset, tapi terlalu nikmat sampai pas mau foto udah tenggelam banget, haha.
DAY 5 – 21 November 2018
Tidak banyak yang kami lakukan hari ini. Cuma beres-beres saja, karena kapal menuju Ambon akan berangkat sekitar jam 9 pagi. Ada sedikit rasa sedih sewaktu mau meninggalkan Banda Neira. Terlalu banyak cinta yang kami tinggalkan di sini.
Kembali kami naiki kapal Bahari Express tujuan Ambon, lalu duduk di tempat yang sesuai dengan tiket. Tidak lupa minum antimo sebelum mulai perjalanan, supaya bisa tidur di kapal dan tahu-tahu sampai di Ambon. Perjalanan bebas mabuk~
Sampai di Pelabuhan Tulehu Ambon sekitar pukul 16:00. Pihak dari Fun Adventure sudah menyiapkan beberapa mobil untuk kami. Sebagian melanjutkan perjalanan langsung ke bandara, sebagian lagi extend liburan di Ambon.
Aku? Salah satu yang extend di Ambon dong. Sayangnya, Aris nggak bisa ikut extend bersama kami, karena jatah cuti nggak mencukupi. Cerita tentang jalan-jalan di Ambon akan aku lanjutkan di blog post lainnya ya~
——————————————————————————–
FAQ Tentang Open Trip Banda Neira
Pemandangan dari atas Fort Belgica
Q: Pakai trip apa? A: Aku memakai trip dari Fun Adventure (@funadventure_). Ke Banda Neira ini cuma ada beberapa trip aja dalam setahun, jadi kalau memang mau ke sini, harus planning dari jauh-jauh hari. Agak susah kalau dadakan.
Q: Bisa pakai koper ke Banda Neira? Atau harus backpack? A: Bisa! Aku pakai koper kok. Kebetulan semua jalur di sini ramah koper. Termasuk buat naik ke kapalnya.
Q: Foto-foto di atas pakai kamera apa? A: Fujifilm XT10 untuk foto di darat. Fujifilm FinePix XP130 dan GoPro Hero4 untuk underwater.
Q: Berapa harga tiket pesawat ke Ambon waktu itu? A: PP sekitar Rp3.000.000. Waktu itu manfaatin cashback di Tokopedia sebesar Rp400.000. Setiap beli tiket Rp1.500.000 dapat cashback Rp200.000, jadi tiket pergi dan pulang terpisah belinya.
Q: Berapa harga open trip ke Banda Neira? A: Harga trip bulan November 2018 waktu itu adalah Rp3.725.000, bisa dicicil beberapa kali.
Q: Fasilitas apa aja yang didapat dari Bintang Laut Guest House? A: Handuk, AC, kamar mandi dalam, TV, dan WiFi
Q: Bulan November kan musim hujan, gimana cuaca selama di sana? A: Alhamdulillah, selama 5 hari selalu cerah! Beberapa spot sih udah sulit buat snorkeling karena gelombangnya udah tinggi. Tapi katanya musim hujan di sana baru mulai sekitar bulan Desember sampai dengan Imlek.
Yuk, main ke Banda Neira!
Kalau ada yang mau ditanyakan selain FAQ ini, boleh komentar di bawah, atau DM via Instagram aku @margaapsari ya!
Terima kasih banyak sudah membaca, semoga kalian juga tertarik untuk main-main ke Banda Neira dan merasakan keseruan yang aku rasakan di sini!
Bulan Agustus lalu, akhirnya aku dan teman-teman mengeksekusi trip Karimunjawa setelah merencanakannya hampir 3 bulan. Sebenarnya, trip Karimunjawa ini mau dilaksanakan akhir tahun 2018 kemarin, tapi ya namanya juga manusia hanya berencana dan Tuhan yang menentukan. Entah kesambet apa, tiba-tiba waktu itu kami malah impulsif ke Banda Neira.
Karimunjawa ternyata seindah itu!
Di blog post kali ini, aku mau sharing sepenggal cerita selama di Karimunjawa. Selamat membaca!
Merencanakan Trip Karimunjawa
Sepulang dari Banda Neira, aku dan teman-teman langsung bikin rencana buat trip selanjutnya. Sungguhlah, aku sendiri merasa cocok ngetrip bareng mereka, karena tujuan kami sama, yaitu bersenang-senang. Foto-foto demi konten ya sekedarnya aja.
Pilihan agen trip kami jatuh pada @braightkarimunjawa, karena direkomendasikan oleh salah seorang teman di open trip Banda Neira kemarin. Agen trip ini juga lumayan fleksibel, kami bisa upgrade kamar jadi ber-AC, kamar mandi dalam, dan tanggalnya bisa kapan aja asal Kamis-Minggu.
BACA JUGA: Cerita Tentang Open Trip Banda Neira
Rute Menuju Karimunjawa
Ada banyak opsi untuk menuju Karimunjawa. Kebanyakan trip mulainya dari Pelabuhan Jepara. Opsi yang kami pilih adalah menggunakan kereta Jakarta – Semarang, lanjut dengan mobil sampai dengan pelabuhan. Naik kereta bakal habis waktu sekitar 6 jam. Mau lebih cepat? Naik pesawat aja. Tapi mahal. Hahaha.
Kami ambil kereta eksekutif Argo Bromo Anggrek. Berangkat hari Kamis malam dari Jakarta sekitar jam 21:30, dan sampai di Semarang hampir pukul 03:00. Sesampainya di Stasiun Semarang Tawang, langsung dijemput oleh supir yang sudah disiapkan oleh agen trip. Kami naik mobil ke Jepara, dan tiba di pelabuhan sekitar pukul 05:00
Kapal Express Bahari tujuan Jepara-Karimunjawa
Di dekat pelabuhan ada warung yang seperti buka 24 jam. Isinya orang-orang yang mau wisata ke Karimunjawa, tapi lagi nunggu jadwal kapal.
Kapal yang kami naiki adalah Express Bahari, berangkat pukul 09:00 dari Jepara, dengan estimasi perjalanan 2 jam. Ombak di selama perjalanan cukup kencang, saranku sih sedia antimo dan minum sebelum berangkat, supaya nggak perlu ngerasain mabuk laut.
Hari ke-1
Sesampainya di Karimunjawa, kami diantar langsung ke penginapan. Nama penginapan kami adalah Asta Homestay, yang letaknya nggak terlalu jauh dari alun-alun. Bisa jalan kaki malah.
Kamar di dalam Asta Homestay
Kamarnya ada lumayan banyak, di dalamnya juga nyaman dan bersih. Tempatnya masih baru gitu kelihatannya. Pemilik homestay menyiapkan sarapan, makan siang, dan malam. Jadi sebenarnya, nggak perlu ribet cari makan lagi. Semua udah sepaket.
Setelah istirahat sebentar, kami naik motor ke Pantai Bobby. Jalurnya agak terjal, dan berbatu-batu. Karena naik motor, jadi kudu ekstra hati-hati.
Pantai Bobby bersih bangetMain ayunan di Pantai Bobby dulu~
Pantai Bobby ini bersih dan biru banget! Area pantai yang landai juga luas, jadi bisa main-main air sampai puas. Ayunan buat foto ala-ala juga ada, lengkap deh!
Setelah puas main di Pantai Bobby, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Gelam untuk menikmati sunset. Kami sampai di sana sekitar jam 17:30, suasana sunset udah berasa banget. Banyak warung-warung juga buat kami menikmati gorengan dan es kelapa. Syahdu banget~
Pantai Tanjung Gelam lumayan ramai!Tentu tak lupa foto-foto
Hari ke-2
Inti dari trip Karimunjawa adalah di hari ini, yaitu berenang sekaligus snorkeling! Karena tujuan utama ke sini adalah untuk menikmati alam bawah laut, jadi kami excited banget.
Berangkatnya dari pelabuhan yang berbeda dengan sewaktu kami datang. Di pelabuhan yang dekat alun-alun ini lebih banyak kapal nelayan dan kapal wisata untuk island hopping.
Spot pertama yang kami datangi ini penuh banget sama ikan-ikan! Untungnya, kami bawa roti yang dibeli di warung pelabuhan Jepara kemarin, jadi bisa sambil kasih makan ikan. Tapi karena banyak banget ikannya, jadi kadang-kadang serasa dikepung pas berenang. Bikin lumayan panik juga, hahaha.
Bawah laut KarimunjawaTerumbu karangnya ada banyak!
Selanjutnya, kami mampir ke Pulau Cemara Besar. Benar-benar deh, pulau ini indahnya kebangetan! Rasanya sampai nggak percaya kalau masih di dekat Pulau Jawa. Kirain yang seindah ini cuma di bagian timur Indonesia. Pasirnya putih lembut, airnya super jernih. Bikin pengen duduk-duduk santai atau bahkan tiduran.
Pulau Cemara BesarDuduk-duduk di air laut yang jernih
Makan siang kami di sini adalah ikan bakar. Rasanya memang agak hambar karena bumbunya nggak sebanyak kalau kita makan di restoran. Tapi makan ikan dengan view pantai yang seindah ini rasanya ngalahin semua restoran itu.
Setelah makan, kami melanjutkan snorkeling di spot kedua. Di tempat ini ada ikan nemo-nya. Ikan lainnya sih sama banyaknya dengan spot yang pertama. Perlu lebih hati-hati berenang di tempat kedua, karena jarak ke terumbu karang lebih dekat dan ada banyak bulu babi.
Di Pulau Menjangan
Setelah puas berenang, kami menghabiskan waktu di Pulau Menjangan. Sayangnya, hiu di penangkarannya hanya tinggal sedikit, karena sempat ada kasus mati mendadak. Baca-baca di berita sih kabarnya diracun. Hiks…
Tentu saja, kami menghabiskan waktu hingga sunset di pulau ini. Lalu kembali ke Pulau Karimunjawa untuk istirahat.
Menikmati sunset sebelum kembali ke Pulau Karimunjawa
Jalan-jalan di Alun-alun Karimunjawa
Night life Pulau Karimunjawa ini ada di alun-alun. Seperti alun-alun kota lain, para pedagang mengitari lapangan, dan kita bisa lesehan makan di tempat yang sudah disediakan.
Aneka seafood di Alun-alun Karimunjawa
Tempat yang paling ramai adalah pedagang seafood. Ikannya ada macam-macam, paling unik adalah ikan Kakatua yang warna-warni ini. Tapi kalau udah dibumbuin dan dipanggang sih ya gosong juga warnanya. Rasanya enak banget! Benar deh kalau banyak orang yang bilang seafood di Karimunjawa itu juara banget!
Cari oleh-oleh atau pakaian juga di sini ada banyak yang jual. Mulai dari ikan asin, kerupuk, sampai dengan T-shirt Karimunjawa. Semua ada!
Hari ke-3
Sebelum kembali ke Jakarta, kami bangun subuh dan langsung berangkat demi menikmati sunrise di Pantai Pancuran. Namun, seperti biasa, manusia hanya berencana dan Tuhan-lah yang menentukan. Ternyata agak berawan dong, jadi nggak kelihatan mataharinya naik.
Sunrise di Karimunjawa
Sebelum balik ke penginapan buat sarapan, kami mampir ke Bukit Love dulu. Ini tempat yang ramai dikunjungi buat wisata selfie. Tapi kami malah datang tanpa mandi dulu. AHAHAHA.
Pemandangan di Bukit Love, KarimunjawaFoto di ‘monumen’ LOVE
Pemandangannya sih iya indah banget, tapi kalau buat foto-foto kayaknya enakan agak siang sekitar jam 10:00-an gitu. Mungkin lebih ramai, tapi cahayanya udah lebih bagus. Sewaktu aku datang, agak tanggung cahayanya. Tapi ya, adem sih jadinya.
Setelah itu, kami kembali ke penginapan untuk sarapan, rapi-rapi sebelum pulang. Sama kayak waktu datang, kami pulang lagi dengan kapal Bahari Express. Jadwal berangkatnya jam 11:00.
Tiba di Jepara jam 13:00. Kami mampir lagi ke warung yang pertama kami datangi sebelum berangkat, solat dan makan siang. Lalu melanjutkan perjalanan ke Semarang naik mobil, dilanjut dengan pulang ke Jakarta naik kereta eksekutif Bangunkarta.
Sampai jumpa lagi, Karimunjawa!
Budget Trip Karimunjawa
Biasanya, ini yang banyak jadi pertanyaan kalau udah bahas soal trip. Jadi, sekalian aja aku break-down untuk budget yang dibutuhkan buat trip Karimunjawa ini:
Kereta berangkat: Argo Bromo Anggrek → Rp375.000
Trip Karimunjawa → Rp900.000
Upgrade penginapan (kamar mandi dalam + AC) → Rp400.000
Kereta pulang: Bangunkarta → Rp415.000
PP mobil Semarang-Jepara → Rp120.000
Jajan-jajan gemas (ini fleksibel) → Rp290.000
TOTAL: Rp2.500.000
Kalau mau lebih murah bisa beli tiket kereta ekonomi dan nggak upgrade kamar. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya kami memilih untuk berangkat dengan budget ini~
Harga trip Karimunjawa 3 hari 2 malam dari @braightkarimunjawa (Rp900.000) ini udah termasuk:
Tiket PP kapal Bahari Express
Transport motor selama di pulau Karimunjawa
Penginapan standar
Makan 7 kali
Kapal untuk island hopping
Tiket wisata di area Karimunjawa
Alat snorkeling
Dokumentasi underwater
Guide lokal
Yuk, ke Karimunjawa!
BACA JUGA: Pengalaman Open Trip ke Pulau Peucang
Ada yang jadi kepingin ngetrip ke Karimunjawa juga? Selamat merencanakan cuti~