Menampilkan: 1 - 4 dari 4 HASIL

Apartemen Skandinavia & Gaya Hidup Lagom dalam Rumah Tangga

Siapa sih yang nggak mau bahagia? Sepertinya, semua hal yang kita lakukan setiap hari tujuannya adalah mencapai kebahagiaan.

Buat yang bekerja kantoran seperti aku, tentu akan mendapat kepuasan batin saat mendapat apresiasi atas kerja keras di kantor. Gaji yang diterima akan digunakan untuk membiayai hal-hal yang bikin bahagia, misalnya pergi liburan. Pun buat yang sehari-hari jadi ibu rumah tangga. Menghadirkan rumah yang rapi, tertata, serta menghidangkan makanan untuk keluarga adalah cara mereka membahagiakan seisi rumah, termasuk dirinya sendiri.

Konsep Lagom dalam rumah tangga
Sebagai suami istri, kami juga ingin hidup bahagia bersama!

Ngomong-ngomong soal kebahagiaan, tau nggak sih, kalau negara-negara Skandinavia itu adalah tempat paling bahagia di bumi?

Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mencantumkan Denmark, Norwegia, dan Swedia dalam World Happiness Report. Walau suhu pada musim dingin bisa mencapai lebih dari -15 derajat ceclius, mereka tetap berbahagia!

Lagom: Falsafah Kehidupan yang Mengartikan Keseimbangan

Dalam kehidupan sehari-hari, negara-negara Skandanavia ini menganut lima filosofi kehiudpan yang membuat hari-harinya menjadi lebih bahagia. Salah satunya adalah Lagom, sebuah kata dari bahasa Swedia yang berarti “tepat” atau “optimal. Secara falsafah, Lagom dapat diartikan sebagai keseimbangan tubuh dan kesehatan. Menurutku, ini adalah aspek yang amat penting dalam kehidupan.

kopi di pagi hari
Ngopi dulu, biar hidup jadi lebih waras & seimbang | Foto: Jen @ Unsplash

Dalam buku “Lagom: The Swedish Secret to Living Well”, sang penulis mengungkapkan bahwa lagom menuntun manusia untuk menemukan kepuasan serta kedamaian batin.

Setelah aku baca-baca, falsafah Lagom ini sangat esensial dalam kehidupan berumahtangga. Untuk mencapai rumah tangga yang harmonis, akan dibutuhkan keseimbangan antara suami dan istri. Antara urusan dalam rumah dan urusan luar rumah. Setiap aspek tidak boleh kekurangan, ataupun kelebihan. Mulai dari pekerjaan, makanan, pakaian, dan lain sebagainya.

Konsep Lagom dalam Rumah Tangga

Sebagai seorang istri yang juga karyawan kantoran, tantangan utamaku adalah menyeimbangkan kehidupan antara kantor dan rumah. Artinya, jangan sampai kerjaan di kantor menghalangiku buat menyelesaikan pekerjaan rumah. Vice versa.

Makanya, ketika banyak orang ingin punya rumah tapak, aku justru ingin punya apartemen. Sebab, apartemen tampak lebih praktis di mataku. Nggak perlu pusing mengurus kebun, urusan air dan listrik semua udah tertangani, juga masalah keamanan. Plusnya lagi, biasanya udah lengkap sama sarana olahraga seperti kolam renang. Nggak perlu juga nyiapin garasi, karena apartemen pasti udah punya lahan parkir sendiri di dalam gedung.

Apartemen Skandinavia
Tinggal di apartemen dengan fasilitas lengkap adalah impian!

Beberapa poin kepraktisan tersebut bisa banget mengurangi huru-hara di pikiranku. Sebagian masalah rumah tangga sudah tertangani. Setelah itu, aku bisa menyelesaikan hal-hal yang lebih penting, seperti urusan kantor serta quality time berdua suami. 

Berkenalan Apartemen Skandinavia Lagom, Tangerang

Beberapa orang suka bertanya, mengapa aku betah di Tangerang dan nggak mau keluar dari sini. Alasannya sederhana, aku merasa kalau kehidupan di Tangerang itu lebih santai daripada di Jakarta, tapi fasilitasnya lengkap.

Mau cari makan enak? Banyak.
Stasiun kereta? Ada kok, tenang aja.
Toko buku? Bioskop? Adaaaa. Lengkap~

Tambahannya lagi, hunian di Tangerang harganya cenderung lebih murah. Hehehe.

Apartemen Skandinavia
Apartemen Skandinavia, Tangerang | Foto: skandinavia.co.id

Salah satu properti yang kami lirik di Tangerang adalah Apartemen Skandinavia. Letaknya pas banget di samping Tangcity Mall.

Apartemen Skandinavia ini memiliki tiga tipe, Skandinavia Dream Comes True, Skandinavia Alter Ego, dan yang terakhir adalah Skandinavia Lagom. Tipe kamarnya ada dua, yaitu 1 bedroom suite dan 2 bedroom junior, dengan luas semigross 44,81 meter persegi. Kita juga bisa pilih full furnished atau non furnished.

Apartemen Skandinavia Lagom, Tangerang
Tipe 1 bedroom suite | Foto: IG @skandinaviaapartment
Apartemen Skandinavia Lagom, tipe 2 bedroom junior
Tipe 2 bedroom junior | Foto: IG @skandinaviaapartment

Jujur, aku bakal lebih suka kalau beli non furnished. Karena ingin mendekor furnitur sesuka hati. Tentunya dengan tema Skandinavia Lagom, karena ternyata sesuai dengan impianku selama ini. Buat yang justru nggak ada waktu buat dekor-dekor segala macem, opsi full furnished pastinya bakal jadi pilihan yang tepat. Menariknya, unit full furnished semua dibuat sesuai dengan konsep lagom. Setiap sudut dirancang dengan sangat seimbang. Tidak ada yang kelebihan furnitur, tidak ada juga yang kelihatan terlalu kosong. Desain interior yang pas dan lagom banget ini dibawakan oleh Bitte Design Studio.

Soal tipe, aku tertarik dengan tipe 2 bedroom junior. Luasnya memang sama, tapi 2 bedroom junior ini ada sekat dinding antara ruang tengah dan kamar tidur utama. Rasanya privacy akan lebih terjaga kalau sedang kedatangan tamu. 

Fasilitas di Apartemen Skandinavia

Seperti yang aku sebutin sebelumnya, kalau banyaknya fasilitas membuatku lebih tertarik sama apartemen. Setelah menilik-nilik lebih dalam, ada beberapa fasilitas menarik di sini, yaitu:

Nordic Corner Apartemen Skandinavia
Nordic Corner | Foto: IG @skandinaviaapartment

Nordic Corner – Alias ruang publik utama. Interiornya masih senada dengan unit-unit apartemennya. Di sini tersedia banyak kursi dan meja. Tentu saja, keseimbangan hidup juga hadir dalam bentuk bersosialisasi. Tinggal di apartemen bukan lantas membuat kita jadi individualis ya!

Fasilitas di apartemen
SkandiFit, ruang fitness di apartemen | Foto: IG @skandinaviaapartment

SkandiFit – Ini adalah ruangan fitness yang bisa digunakan untuk semua penduduk apartemen. Perlengkapannya ada cukup lengkap. Doaku semoga nantinya bisa ada diadakan kelas-kelas kesehatan kayak zumba atau yoga di sini. Hehehe.

Kolam renang di apartemen
Kolam renang di area terbuka | Foto: skandinavia.co.id
Kolam renang di apartemen
Kolam renangnya tampak nyaman! | Foto: skandinavia.co.id

Infinity Pool – Kolam renang memang jadi fasilitas wajib di apartemen. Dari area kolam renang Apartemen Skandinavia, kita bisa melihat pemandangan kota Tangerang, tepatnya ke arah danau. Area fitness dan kolam renang ini juga bentuk dari konsep lagom, yaitu hidup harus seimbang. Sesekali ajak tubuh berolahraga, supaya tetap sehat.

Apartemen Ini Dekat Apa Aja?

Posisi memang menentukan prestasi. Supaya kehidupan semakin seimbang, jangan lupa sisihkan sedikit waktu untuk main atau me-time. Traktir dirimu sendiri untuk makan enak, sebagai self-reward karena sehari-hari sudah bekerja keras!

Starbucks – Keluar dari Apartemen Skandinavia, bakal langsung disambut oleh coffee shop sejuta umat ini. Cocok buat grab & go sebelum pergi ke kantor.

QQ Kopitiam – Letaknya di seberang Starbucks, restoran ini menyediakan aneka makanan khas Melayu. Lengkap dengan kopi yang nikmat!

Tangcity Mall – Keberadaan mall ini bakal ngebantu banget. Membeli kebutuhan ini-itu, terutama belanja bulanan, bakal jadi lebih mudah. Mau movie-date juga jadi gampang. Tinggal selangkah, bisa langsung ngemall deh!

Stasiun KRL Tangerang – Sebagai yang bolak-balik Jakarta untuk bekerja, keberadaan stasiun selalu jadi pertimbangan utama. Untungnya, Apartemen Skandinavia letaknya dekat dengan stasiun KRL~

Cita-citaku ngedekor meja rias dengan gaya begini~ | Foto: Minh Pham @ Unsplash

Memang, Apartemen Skandinavia ini tampak amat menggiurkan. Baik sebagai tempat tinggal, maupun sebagai ladang investasi.

Sebagai dekorasi furnitur di dalam unitmu nanti, jangan lupa untuk menerapkan lagom feels! Beli sesuai kebutuhan, tidak perlu terlalu banyak. Nanti mubazir dan malah jadi tampak sumpek. Pun ketika kita sudah tinggal di sini. Ingatlah selalu bahwa hidup itu harus seimbang, antara kantor dan keluarga, antara kesibukan dan kesehatan, antara pekerjaan dan me-time.

Skandinavia Lagom, not too little, not too much. Just right.

Masak Kari ala Jepang di Rumah Ternyata Gampang Banget!

Suatu hari sewaktu Ramadan kemarin, aku dan suami tiba-tiba kepingin banget makan kari ala Jepang buat buka puasa. Mau makan di restoran, tapi ngantrinya ampun-ampunan. Akhirnya kami memutuskan buat beli bahannya dan masak di rumah aja.

Masak kari ala Jepang di rumah
Masak kari ala Jepang di rumah yuk!

Sewaktu di supermarket, pilihan kari ala Jepang ada banyaaaaak banget. Berbagai merek. Tapi ternyata semua yang kutemui belum halal. Beberapa malah ada stiker yang menginfokan bahwa produk tersebut mengandung makanan tidak halal. Duh!

Kari ala Jepang Halal, Emang Ada?

Ada dong! Aku senang banget waktu dipertemukan sama House Kari Ala Jepang di supermarket. Terutama karena sudah ada logo Halal-nya. Lega sekali~

Sempat mikir panjang pas mau beli, karena kemasannya waktu itu cuma ada yang besar, untuk 50 porsi. Beratnya hampir 1kg malah. Tapi karena tanggal kedaluwarsanya juga masih lama, jadinya tetap dibeli. Lebih lagi, cuma itu satu-satunya yang Halal.

Kari ala Jepang halal
House Kari ala Jepang, halal!

Selain itu, karena House Kari Ala Jepang ini diproduksi di Indonesia, jadi sudah mendapatkan izin edar dari BPOM juga.

Soal rasa nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Karinya terasa gurih dan lezat! House Kari ini udah jadi distributor utama untuk bahan baku menu kari Jepang di hotel, restoran, dan catering sejak 2016. Keren, kan?

Cara Masak House Kari Ala Jepang

Praktis banget, kayanya tiap masak ini di rumah nggak nyampe 30 menit deh.

Di dalam kemasannya House Kari terdapat saus padat 2 balok besar dengan 20 blok kecil. Kayak cokelat gitu bentuknya. Setiap masak, aku hanya butuh 2 blok kari, untuk 4-5 orang.

Blok bumbu kari instan
2 blok segini cukup untuk 4-5 porsi

Kurang lebih, secara umum cara masak karinya kayak gini:

  1. Potong daging sapi atau ayam, kentang, dan wortel kecil-kecil, lalu tumis di saucepan.
  2. Saat daging sudah mulai berubah warnanya, tambahkan 1 gelas air, lalu biarkan mendidih. Pastikan bahan-bahan di dalamnya juga melunak ya!
  3. Kecilkan api, lalu masukkan 2 blok House Kari ala Jepang ke dalam saucepan, aduk hingga larut dan mengental.
  4. Sajikan selagi hangat dengan nasi putih.

Gampang banget, kan? Saking gampangnya, masak kari Jepang kayak gini sih jadinya anti gagal banget.

Kalau lagi nggak mau ribet (seringnya begini sih), biasanya daging ayamnya aku ganti dengan chicken nugget atau karage kemasan. Kalau mau terasa lebih gurih dan wangi, bisa tambahkan potongan bawang bombay saat menumis. Buat yang suka pedas, jangan lupa tambahin bubuk cabai ya!

House Kari ala Jepang bumbu instan
Jangan lupa cicipin dulu sebelum disajikan

Autumn Feast by House Kari ala Jepang

Buat yang follow aku di Instagram, pastinya sempat lihat keseruanku di acaranya House Kari. Karena sudah pakai produknya dari lama, jadi aku memang seantusias itu buat ikutin semua rangkaian. Pas acara juga ada coffee break dari Caribou Coffee dan snacks dari Ann’s Bake House. Luvly sekali sajian-sajiannya!

Setelah perkenalan produk House Kari, kami diajak ke dapur buat masak-masak. Ternyata, masaknya bisa divariasikan. Nggak cuma dilarutkan dan disajikan dengan nasi doang.

Chef Chitra memasak kari ala Jepang
Masak kari bersama Chef Chitra

Bersama Chef Chitra, kami belajar resep-resep unik lain menggunakan produk House Kari. Ada Vegetarian Curry Puff Pastry sebagai appetizer dan Rice Burger with Chicken Katsu Curry sebagai main course. Keduanya cukup mudah dan bisa dipraktekkan di rumah, bahkan oleh yang merasa nggak bisa masak sekalipun.

BACA JUGA: Resep Vegetarian Curry Puff Pastry dengan House Kari

Vegetarian Curry Puff Pastry
Vegetarian Curry Puff Pastry
Rice Burger with Chicken Katsu Curry
Strawberry Milk Panacotta
Strawberry Milk Panacotta

Untuk dessert, produk yang kami gunakan juga keluaran dari merek House, bukan kari tapi Furuche rasa stroberi (イチゴ フルーチェ). Masaknya nggak kalah simpel dan rasanya enak. Apalagi kalau disajikan pas lagi dingin-dingin baru keluar dari kulkas. Yummy banget!

Beli House Kari Saus Padat di Mana?

Masak zaman sekarang emang udah nggak perlu ribet lagi. Berkat House Kari, aku juga bisa bikin kari ala Jepang dengan mudah dan anti gagal di rumah!

Kalau tertarik buat nyobain, produk ini bisa ditemukan di beberapa supermarket; Grand Lucky, Papaya, Kemchick, Ranch Market, dan seluruh cabang Lotte Grosir di Indonesia. Harganya sekitar Rp100.000-an. Kalau ditotal-total ya bakal jauh lebih murah daripada menikmati kari semacam ini di restoran~

Selamat membuat Nasi Kari di rumah! Tenang aja, kalau pakai ini mah anti gagal kok!

Belajar Masak Es Cendol Chia Sambil di Rumah Aja

Bulan Ramadan kali ini agak beda dari biasanya. Kalau tahun lalu kita masih ngalor-ngidul ngabuburit sambil cari takjil, lanjut bukber di sana-sini, tahun ini justru kita harus menetap di rumah. Iya, semua demi usaha bersama untuk flatten the curve.

Bosan? Bagiku nggak juga.

Ada yang udah sampe belajar masak es cendol sendiri selama di rumah aja?

Di hari-hari biasa, aku bisa menghabiskan 2-3 jam di jalan menuju dan dari kantor. Karena sekarang di rumah seharian, waktu itu bisa dialokasikan untuk hal-hal lain. Dalam hal ini, kalau aku biasanya masak. Sebulan pertama work from home (WFH), aku banyak banget masak. Bahkan sering sharing di Instagram Story juga resep-resep ringan atau tips masak lainnya. Masuk bulan Ramadan, mood memasak malah jadi semakin menurun. Bisa jadi karena mati gaya.

Belajar Masak Es Cendol Chia bareng FWD Life

Ngepas dengan semangat yang menurun, aku kedapatan info soal FWD yang mau bikin live di Instagram bareng Chef Putri Miranti dengan host Gita Bhebhita. Topiknya sudah barang tentu tentang masak-masakan~

Pada kesempatan itu, Chef Putri sharing resep Es Cendol Chia. Cukup penasaran karena suka jajan cendol, tapi nggak pernah cari tau cara bikinnya. Apalagi ngebayanginnya buat takjil, pasti enak banget. Buat yang juga mau coba bikin Es Cendol Chia, silakan contek resepnya di bawah ini.

Bahan-bahan:

  • 50 gr tepung beras
  • 1 bungkus agar-agar plain
  • 500 ml air
  • Secukupnya pasta pandan
  • Sejumput garam
  • 1 sdt chia seed
  • Susu
  • Sirup secukupnya

Cara Membuat

  1. Masukkan tepung beras, agar-agar, pasta pandan, garam ke dalam panci. Tuang air, aduk rata, lalu nyalakan kompor.
  2. Setelah matang, gunakan cetakan cendol. Masukkan langsung cendol ke dalam air es supaya cepat mengeras. Jika tidak punya cetakan, bisa gunakan plastik segitiga yang digunting ujungnya.
  3. Tuang sirup ke dalam gelas, larutkan dengan susu.
  4. Tuang cendol, lalu chia seed di atasnya.
  5. Sajikan dengan topping es krim atau sesuai selera!

Buka Bersama Virtual Bareng FWD Life

Keseruan bareng Chef Putri dan Gita dilanjutkan di hari berikutnya. FWD mengadakan acara bukber yang lebih private lewat Zoom bersama para peserta Instagram Live kemarin. Walau tak bisa bertemu fisik, bukber virtual ini tetap terasa menyenangkan.

Rangkaian acaranya sederhana, sambutan dari Ibu Maika Randini, Chief Marketing Officer FWD Life, lalu dilanjut dengan Q&A session bersama Chef Putri. Bisa tanya-tanya lagi seputar Es Cendol Chia kemarin atau masakan lainnya. Di sini mungkin aku jadi salah satu peserta yang banyak tanya. Ya, mumpung dikasih kesempatan, kan?

Ada beberapa tips bikin cendol yang di-share, yaitu:

✔️ Pas nyetak cendol, dituang langsung ke air es supaya cepat mengeras.
✔️ Kalau nggak punya alat cetakan cendol, bisa pakai plastik segitiga yang digunting ujungnya.

Semoga habis ini bisa bikin cendol enak juga ya!

Sebenarnya sharing session soal masak-masak ini nggak terbatas di menu Es Cendol Chia aja, aku sempat tanya-tanya soal tips baking kue kering sampai masak gyoza kok. Hitung-hitung juga sambil mengisi waktu untuk kegiatan positif di bulan Ramadan, biar nggak stres kerja mulu. 

Bikin Ramadan Semakin Positif Bareng SOS Children’s Village Indonesia

Ngomong-ngomong soal kegiatan positif di bulan Ramadan, sewaktu bukber virtual kemarin, Ibu Maika sempat mention soal FWD Life yang turut mendukung SOS Children’s Village.

SOS Children’s Village ini adalah lembaga non-pemerintah yang berdedikasi untuk mengasuh anak-anak yang ditinggalkan dan/atau kehilangan orang tua. Sudah 70 tahun mereka bergerak di bidang ini.

Di masa pandemi ini, FWD Life dan SOS Children’s Village mengajak kita untuk menjadi lebih peka dengan kondisi sekitar. Nyatanya, PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar memberikan dampak yang cukup signifikan pada banyak orang, terutama masalah kesejahteraan. Maka dari itu, program ini mengajak kita untuk memberikan support kepada anak-anak yang terlahir dalam kondisi keluarga yang rentan, supaya mereka bisa tetap beraktivitas seperti kita, bisa bermimpi, dan mencapai cita-citanya.

Jika kamu menginginkan Ramadan yang lebih positif, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain, bisa mulai dengan ikut berdonasi di program ini. Caranya? Klik aja https://bit.ly/dirumahajabarengFWD.

Menjaga Kewarasan & Kesehatan Mental Selagi di Rumah

Belakangan ini rasanya agak jarang menulis di blog ini. Jujur, kondisi yang tak menentu di tahun 2020 ini benar-benar menyita pikiranku. Di dua bulan pertama 2020, perasaan udah mulai campur aduk. Nggak jarang bisa nangis sampai sesengukan. Nafsu menulis pun perlahan menghilang. Padahal, biasanya menulis lah yang menjaga kesehatan mental buat aku.

Minum teh hangat dulu biar tenang~

Masuk bulan ketiga, dikejutkan dengan berita pandemi. Di akhir bulan, kantor mulai menginisiasi WFH (Work From Home), yang masih berlangsung hingga kini.

Kerja dari rumah sebenernya bikin aku lebih fokus. Bahkan, bisa selesai lebih cepat rasanya. Sampai ada waktu buat sore-sore baca berita atau update-an yang berseliweran di timeline sosial media.

Menjaga Kewarasan & Kesehatan Mental Selagi di Rumah

Little did I know, kadang terlalu banyak baca berita itu bikin kewarasan tergoncang. Yaa, tahu banyak informasi emang bagus, tapi kalau terlalu banyak rasanya malah bikin cemas. Apalagi belakangan beritanya kebanyakan negatif. Tambahan lagi, update-an teman-teman yang asumsinya bikin makin cemas. Bikin tidur pun jadi nggak tenang 😢

Perlahan tapi pasti, aku akhirnya mulai keluar dari zona toxic ini. Mungkin ada juga yang sedang merasakan hal serupa, ini adalah beberapa hal yang aku rasa efektif dan bisa dilakukan supaya kewarasan dan kesehatan mental tetap terjaga di kondisi seperti sekarang.

1. Cari Kegiatan Lain Sesuai Minat

Bukan sekedar mengerjakan pekerjaan kantor yang rutin gitu-gitu aja, coba deh cari hobi baru atau kegiatan lain yang disuka.

Dalam hal ini, aku mulai belajar masak. Mumpung di rumah juga, jadi lebih ada waktu buat main ke dapur. Mulai dari donat, gyoza, sampai fluffy omelette ala Jepang, semua dijajal. Nggak semuanya berhasil, ada gagalnya juga. Hahaha.

2. Hindari Sosial Media

Cara ini banyak dipakai sama orang-orang, biar nggak terpapar toxic-nya sosial media, maka hindari aja sosial medianya itu. Cuma dalam persoalanku, ini nggak bisa. Kerjaan kantorku sehari-hari ya buka sosial media 😂

Maka dari itu, aku unfollow atau mute beberapa akun yang terasa toxic. Misalnya terlalu sering share berita yang bikin cemas, atau hoax. Nggak apa-apa, sosial mediamu adalah hakmu. Filter aja timeline sesuai dengan preferensimu sendiri. Ingat, kesehatan mental di atas segalanya.

3. Tetap Silaturahmi Online dengan Inner Circle

Dulu suka mikir kalau ngobrol ngalor-ngidul itu buang-buang waktu, mending istirahat, endebre-endebre. Setelah dirasa sekarang, I took things for granted. Too much…

Yang paling dikangenin ya main sama temen-temen ternyata

Karena nggak ketemu fisik, sosialisasi cuma bisa sebatas chat atau video call. Dua hari sekali nanya kabar, update kehidupan masing-masing. Pas bulan Ramadan, aku salah satu yang ikutan tren kirim-kirim makanan atau kado untuk beberapa teman dekat. Ternyata menyenangkan juga, kayak ngasih kado pas ulang tahun.

4. Belajar Meditasi

Break 30 menit – 1 jam buat meditasi sehari-hari ternyata penting juga. Buat aku, meditasi ini kayak kesempatan aku tarik nafas dalam-dalam, meluapkan emosi dalam pikiran, lalu memikirkan hal-hal baik, biar pikiran jadi positif. Cukup banyak manfaatnya untuk kesehatan mental, yaitu jiwa yang lebih tenang dan bahagia.

Masih belajar pelan-pelan. Kalau mau ikutan belajar meditasi, bisa cek IG @pishiyoga.

5. Olahraga Tipis-tipis

Sebelum masa WFH ini, aku rutin ambil kelas via Class Pass. Sekarang karena terbatas ruang gerak, olahraga cuma bisa di rumah aja. Ngikutin live Instagram @soulboxjkt, @hustlehouse, atau @breathejakarta. Kalau cari gerakan di YouTube, bisa cek video-videonya Yulia Baltschun atau Pop Sugar Fitness.

Alhamdulillah, dari kantor juga provide olahraga virtual tiap hari selama weekday via Zoom. Mulai dari yoga, pilates, sampai body combat.

Kadang juga main badminton pagi-pagi sama suami. Lumayan sekalian berjemur bareng, dapat ekstra vitamin D 🌞

6. Cari Bantuan, Jika Diperlukan

Berhubung sekarang lagi gencar-gencarnya serba online, sebenarnya konsultasi ke psikolog pun bisa melalui aplikasi kok. Kalau andalanku, pakai Halodoc. Udah install lumayan lama, tapi baru berasa banget kepakainya ya sekarang ini.

Chat dengan dokter di Halodoc

Kalau chat sama dokter dan dikasih resep, bisa langsung check out dan obat diantar langsung ke rumah pakai Gojek. Sepraktis itu.

Bonus buatku adalah Halodoc ini bisa dihubungkan ke asuransi, bisa chat dokter dan nebus obat gratis deh. Hehehe.

Di sini ada banyak psikolog, jangan ragu untuk cari bantuan jika sudah merasa membutuhkan. Ingat, kesehatan mental masing-masing adalah yang utama!

7. Pasang Aroma Therapy di Kamar

Dulu aku meremehkan aroma therapy. Cuma sebatas wangi-wangian aja. Nggak bakal butuh deh pokoknya!

Setelah merasa susah tidur selama di rumah aja beberapa bulan, banyak yang menyarankan buat coba pakai aroma difusser. Harganya nggak terlalu mahal ternyata, buat mesinnya bisa dapat harga Rp200.000-an, udah dapat yang bagus.

Essential oil favorit yang bikin tidur nyenyak | Gambar: IG @cahayanaturals

Essential oil-nya bisa beli produk lokal yang nggak terlalu mahal. Pakainya cuma 1-2 tetes aja, jadi cukup hemat. Sejauh ini favoritku adalah Deep Sleep dari Cahaya Naturals buat bikin tidur jadi nyenyak dan Eucalyptus dari Utama Spice buat bikin nafas jadi ringan. Biasanya aku pasang malam-malam saat mau tidur.


Untuk semua yang merasa struggling di masa pandemi ini, mari bergandengan tangan! In shaa Allah semua bisa lekas berlalu, dan kita dikuatkan untuk tetap berjuang setiap hari.

Kalau ada tips-tips lain buat menjaga kewarasan dan kesehatan mental, boleh sharing juga ya!