Menampilkan: 1 - 2 dari 2 HASIL

Naik GOJEK dari Bandara, Aman Nggak?

Sewaktu mau liburan ke Bali kemarin, aku berhasil on-time sampai di bandara dan #UninstallKhawatir. Semua berkat naik GOJEK! Waktu itu drama banget gara-gara banyak hal di luar dugaan yang jadi hambatan di perjalanan. Sesampainya di Bali, udah terlalu capek buat mikir. Maunya naik GOJEK aja ke hotel biar bisa cepat istirahat.

#UninstallKhawatir naik GOJEK dengan fitur baru
#UninstallKhawatir naik GOJEK

Eh, tapi emangnya aman kalo naik GOJEK dari bandara?

Di tempat-tempat yang aku nggak familiar, naik GOJEK justru malah jadi pilihanku. Soalnya pasti informasi pengemudi terdaftar rapi di sistem dan perjalann kita bisa di-track. Biasanya, aku nggak lupa screenshot identitas pengemudi dan plat nomernya, terus kirim ke keluarga. Kapan pun aku naik GOJEK, aku ngelakuin ini, termasuk waktu liburan ke Bali kemarin.

Mengapa Pilih GOJEK?

Ya karena praktis lah! Tiap hari ngantor naik GOJEK biar cepat sampai. Bayar apa-apa pakai GO-PAY. Kalau pergi sekeluarga naiknya GO-CAR biar nggak ribet nyari parkir. Terus kalau laper tapi mager? Pesen aja GO-FOOD ke rumah. Hahaha.

Salah satu yang paling aku suka dari GOJEK, driver-nya pada sopan-sopan pisan! Soal keamanan, ternyata sekarang bisa lebih dari sekedar screenshot identitas pengemudi. Supaya bisa ikutan #UninstallKhawatir, kudu update aplikasi GOJEK versi 3.24 di PlayStore atau Apps Store yes!

Fitur & Layanan Keamanan Terbaru GOJEK yang Bikin Kita #UninstallKhawatir

Fitur & layanan baru GOJEK
Sekarang bisa liat fitur-fitur ini kalau lagi mesan GOJEK

Berkendara ke mana-mana sama GOJEK itu emang terbilang aman. Kok bisa? Ya soalnya GOJEK punya fitur & layanan keamanan terbaru ini nih!

Tombol Darurat

Tombol Darurat” alias Emergency Button ini bakal terhubung langsung ke unit darurat GOJEK yang aktif 24/7. Ini bisa dipakai kalau (amit-amit) terjadi kecelakaan atau tindak kriminal saat di perjalanan. Biasanya sih saking tingginya solidaritas antar sesama driver, bakal saling bahu-membahu juga di jalanan. Semoga saja fitur ini nggak berguna deh buat kita semua, karena selalu aman-aman aja.

Buat kalian yang setia menggunakan GO-CAR, fitur ini juga sudah bisa dimanfaatkan dalam kondisi darurat. Sedangkan untuk pengguna GO-RIDE, sepertinya masih harus sabar menunggu. Semoga nggak lama ya!

Bagikan Perjalanan

Bagikan perjalanan GOJEK
Bisa bagikan perjalanan kita

Ini nih yang penting banget buat #UninstallKhawatir! Say goodbye sama segala keribetan screenshot identitas pengemudi, karena GOJEK udah punya fitur Bagikan Perjalanan. Fitur ini bisa share langsung info pengemudi, titik pick up dan drop off, sampai dengan live location (lokasi saya sekarang) melalui berbagai macam platform komunikasi seperti WhatsApp, LINE, SMS, dan yang lainnya.

Fitur ini benar-benar berguna buat aku yang juga posesif orangnya. Kalau janjian sama teman atau nunggu anggota keluarga pulang, bisa minta mereka “Bagikan Perjalanan” aja. Jadi aku bisa pantau sendiri deh mereka udah di mana.

Driver Jempolan

Kayak yang aku udah sempat mention sebelumnya, kalau driver GOJEK itu menurutku sopan-sopan. Malah kadang ada yang lucu juga! GOJEK emang berkomitmen untuk rekrut mitra-mitra driver yang berkualitas jempolan.

Biar makin khatam SOP berkendara, GOJEK juga memberikan modul pelatihan pada setiap driver. Modul itu berisikan informasi mengenai cara menggunakan aplikasi pengarah jalan, cara merawat kondisi kendaraan, patuh pada peraturan lalu lintas, dan cara memberikan pelayanan yang baik.

Oh iya, udah tau belum kalau GOJEK sekarang bekerja sama dengan Rifat Drive Labs buat ngelatih sekitar 10 ribu driver setiap bulannya? Ini tentu supaya para driver bisa berkendara dengan aman. Program pelatihan ini diinisiasi oleh Rifat Sungkar selaku Duta Keselamatan Berkendara.

Ke mana-mana aman dengan GOJEK
Mau ke mana-mana aman deh~

Sekarang sih udah jalan 4 tahun dan sudah lebih dari 300 ribu mitra driver GOJEK di 20 kota di Indonesia yang telah bergabung dalam program ini.

Program pelatihan ini mengedukasikan pengetahuan tentang tanggung jawab, kesabaran, dan empati. Nggak cuma itu, ada defensive riding, keselamatan berkendara, dan pre trip inspection juga. Sesi pelatihan diakhiri dengan praktek, supaya driver bisa belajar mengaplikasikannya.

Kebayang kan, berarti udah banyak banget driver yang profesional berkat RDL GOJEK ini!

Untuk meningkatkan keahlian, GOJEK juga menyelenggarakan serangkaian workshop dalam upaya meningkatkan keterampilan mitra driver melalui Bengkel Belajar Mitra. Program ini rutin diselenggarakan di berabgai kota di Indonesia dengan menggandeng para profesional di bidangnya masing-masing untuk memberi pembekalan kepada driver GOJEK dalam meningkatkan layanan dan mengasah pengetahuan di bidang lainnya.

Bagi para mitra driver yang telah memberikan pelayanan prima dan memiliki kontribusi lebih di masyarakat, GOJEK turut mengapresiasi dengan memberikan sebuah penghargaan, bernama Driver Jempolan. Penghargaan ini untuk memotivasi para mitra driver supaya selalu meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Nantinya bakal disematkan pin di jaket mereka~

Naik GOJEK di Bali
Mau ke kafe-kafe gemes di Bali, bisa naik GOJEK

Perlindungan Asuransi GOJEK

Setiap perjalanan kita sama GO-RIDE, semuanya terlindungi dengan baik. Soalnya GOJEK udah bekerja sama dengan platform asuransi digital terpercaya, supaya kalau (amit-amit), kenapa-kenapa di jalan (kecelakaan, begal atau pencurian, dan lainnya), kita bakal dapat perlindungan. Asuransi ini otomatis aktif mulai dari penjemputan, sampai tiba di lokasi tujuan. Ini udah berlaku di seluruh wilayah Indonesia!

Nah, fitur dan layanan keamanan baru inilah yang bikin aku percaya banget sama GOJEK. Sampai dengan selamat di tujuan dengan aman dan nyaman! Kalau mau ikutan #UninstallKhawatir, ya jangan lupa update apps GOJEK-nya ya! Tapi mudah-mudahan sih kita semua selalu aman di jalanan, biar fitur ini nggak kita pakai.

Liburan di Bali naik GOJEK
Liburan jadi tenang deh

Balik lagi ke soal naik GOJEK dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kalau GO-CAR sih pernah naik, bisa langsung dari area penjemputan di dalam bandara. Kalau naik GO-RIDE, harus jalan ke luar bandara dulu baru bisa naik. Nggak apa-apa sih, parkirannya juga nggak segede Soekarno-Hatta. Semuanya baik-baik aja, driver juga sopan.

Waktu itu aku naik GOJEK malam-malam dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, sekitar jam 10-an. Alhamdulillah, sampai dengan selamat di hotel tujuan. Driver-nya malah ngasih tau warung nasi bebek halal yang enak. Hahaha! Eamgn udah waktunya banget pakai GOJEK ke mana-mana, karena kita bisa #UninstallKhawatir!

Nasi bebek di Bali rekomendasi driver GOJEK
Makan nasi bebek di Bali, rekomendasi driver GOJEK

Ada juga nggak nih yang ngandelin GOJEK sehari-hari? Ceritain juga dong kalau udah pernah menjajal fitur barunya ini di kolom komentar!

——————————————————————————–

Let’s connect! 

I don’t bite 😀

Pengalaman Naik Pesawat Saat Pandemi: Aman Sih, tapi…

Postingan blog ini sebenarnya late-post banget, karena naik pengalaman naik pesawat saat pandeminya udah dilakukan sejak Agustus 2020. Better late than never, siapa tau ada yang butuh juga informasinya. Silakan dibaca ya!

Pengalaman naik pesawat saat pandemi
Pengalaman naik pesawat saat pandemi

Persiapan Sebelum Naik Pesawat Saat Pandemi

Rute perjalananku waktu itu adalah Jakarta-Banjarmasin. Aku dan suami berangkat karena ibu mertua (ibunya suami) meninggal dunia.

Kabar duka kami terima sore hari sekitar jam 4-5an. Hal pertama yang kami lakukan bukan langsung beli tiket, tapi rapid test di rumah sakit. Karena buat apa beli tiket pesawat kalau hasil rapid test-nya positif? Tetap nggak bisa berangkat. Daripada uang terbuang sia-sia di tiket, maka kami memutuskan buat rapid test dulu aja.

Biaya rapid test waktu itu adalah Rp300.000, di RS Omni Alam Sutera. Bisa ditunggu 2 jam. Sebenarnya beberapa rumah sakit meneydiakan layanan drive thru untuk rapid test, tapi biasanya harus pagi-siang. Kalau sore harus masuk ke dalam lab RS-nya.

Setelah mendapat surat pernyataan bahwa aku dan suami negatif Covid-19, barulah kami beli tiket via Traveloka. Rasanya harga tiket nggak jauh beda kok sama hari-hari biasa sebelum pandemi.

Sebelum berangkat, kami download aplikasi eHAC (Indonesia Electronic Health Alert Card), lalu registrasi akun dengan mengisi beberapa biodata standar, seperti KTP dan lainnya.

Langkah-langkah mengisi eHAC
Langkah-langkah mengisi eHAC

Setelah bikin akun, baru deh bikin HAC-nya. Cuma perlu isi data-data standar, termasuk kota asal dan tujuan. Lengkap dengan nomer penerbangan juga. Setelah itu, bakal ada tanda terima eHAC berupa QR code, screenshot aja biar nggak perlu bolak-balik buka apps-nya lagi. QR code ini nanti di-scan di kota tujuan.

Saranku, siapin eHAC ini dari sebelum berangkat ya. Bisa aja sih isi mepet-mepet habis turun dari pesawat. Tapi nanti bakal stuck di kerumunan kayak gini:

Langkah-langkah isi eHAC
Rame-rame ngisi eHAC dulu karena nggak bisa keluar kalau nggak scan QR code

Nggak mau stuck di kerumunan gini kan? Isi eHAC dari sebelum naik pesawat jangan lupa biar nggak drama!

Suasana di Bandara Soekarno Hatta dan di Pesawat Citilink

Saat itu, kami mengambil pesawat dengan keberangkatan paling pagi. Sekitar jam 6-7an. Suasananya masih sepi. Tapi karena waktu itu dekat-dekat minggu yang banyak hari liburnya, orang-orang yang mau naik pesawat dengan tujuan liburan juga udah lumayan banyak.

Sebelum masuk boarding room, penumpang diharuskan konfirmasi ulang surat keterangan negatif Covid-19. Ada loketnya sendiri kalau di Soekarno Hatta Terminal 3, masih sederetan sama counter-counter check in. Petugasnya nanti mengingatkan lagi soal isi eHAC. Jangan lupa pokoknya!

Naik pesawat saat pandemi
Setiap kursi diberi jarak

Kursi-kursi di boarding room sudah diberi stiker supaya kita ingat jaga jarak. Memakai masker hukumnya wajib selama berada di tempat umum. Kalau mau makan atau minum, jangan lupa buru-buru pakai lagi begitu selesai ya!

Naik pesawat saat pandemi
Kami naik Citilink, karena berangkatnya paling pagi

Di dalam pesawat Citilink yang kami naiki, kursi bagian tengah (nomer B dan E), sengaja dikosongkan karena penumpang harus jaga jarak. Agak deg-degan berada di dalam pesawat bersama orang-orang yang nggak dikenal, walau hanya sekitar 1 jam saja.

Berhubung pesawat Citilink ini nggak dapat makan, interaksi dengan pramugari juga lebih minim. Penumpang di sekitarku pun tidak ada yang ke toilet sama sekali, semua tetap tenang di tempat duduk masing-masing. Saat itu tenggorokan rasanya agak gatal karena deg-degan, tapi ditahan-tahan karena takut dicurigai haha (padahal nggak akan diapa-apain juga sih sama orang-orang).

Sampai di Banjarmasin, Bandar Udara Syamsudin Noor

Jauh berbeda dengan bandara yang lama, suasana bandara baru Banjarmasin terkesan lebih modern dan luas. Sempat deg-degan bakal rame karena bandara yang dulu cenderung kecil, tapi ternyata luas. Banyak space kosong untuk jaga jarak dengan orang lain.

Sebelum keluar, ada petugas yang scan QR code eHAC. Siapkan dari sejak menginjakkan kaki di bandara, biar bisa cepat.

Pengalaman naik pesawat saat pandemi
Halo Banjarmasin!

Intinya…

Protokol kesehatan di bandara dan pesawat menurutku bagus, tinggal kitanya aja yang lebih patuh dan ingat untuk jaga jarak dengan orang lain. Naik pesawat saat pandemi itu (lumayan) aman, tapi bikin deg-degan. Karena nggak tau yang lain sebenarnya beneran sehat atau OTG 😂

Urutan persiapan naik pesawat saat pandemi:
✈️ Rapid atau swab test
✈️ Beli tiket pesawat
✈️ Isi eHAC
✈️ Check in dan konfirmasi surat negatif Covid-19
✈️ Naik pesawat
✈️ Scan QR code eHAC di bandara tujuan

Jangan lupa, surat hasil rapid atau swab test hanya bisa dipakai maksimal 14 hari sejak test. Kalau udah lewat, ya harus test lagi, atau suratnya nggak diterima sama bandara (dan nggak bisa naik pesawat).

Semoga informasi ini berguna buat teman-teman yang mau naik pesawat di saat pandemi. Jaga kesehatan dan pakai maskernya ya!